Pohon sukun merupakan salah satu jenis tanaman endemik dari nusantara dan menjadi salah satu vegetasi unggul Negeri Latuhalat. Kandungan gizi di dalam buah sukun menjadikannya salah satu sumber pangan potensial, disamping apabila dikembangkan pembibitannya dan ditanam pada pesisir pantai, maka dapat berfungsi dalam pencegahan maupun pengurangan resiko bencana, terkhusus tsunami. Sayangnya, tanaman ini sudah mulai dilupakan oleh masyarakat di Indonesia.
Hal ini yang melatar belakangi Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unpatti bekerjasama dengan NGO Internasional-Andarinyo Go Earth menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat melalui Sosialisasi dan Pelatihan dengan Tema: “Pengembangan Mitigasi Vegetatif – Sukun (Artocarpus altilis) dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengurangan Resiko Bencana di Maluku,” di Ronawiska Beach, Latuhalat, Ambon, Sabtu, (24/4/21).
Menurut Dr. Rohny Maail selaku Ketua Tim Terpadu Pengurangan Resiko Bencana, kegiatan ini diinisiasi dalam rangka memberikan edukasi dan pemahaman terhadap upaya pengurangan resiko bencana melalui mitigasi vegetatif dan kesiap-siagaan masyarakat dalam menghadapi bencana yang terjadi di Kota Ambon dan sekitarnya.
“Setelah sukses menangani program Percepatan Tanggap Darurat ke Pemulihan (PTDkP) Tahun 2020 bekerjasama dengan BNPB Pusat, kami terdorong untuk lebih berkontribusi dalam pembinaan masyarakat untuk menghadapi bencana. Hal ini menjadi perhatian utama kami karena trend bencana di Indonesia dari tahun 2003 sampai 2020 mengalami kenaikan dari 366 kasus menjadi 3814 kasus bencana,” ujar Maail, doktor jebolan Universitas Kyoto, Jepang, itu.
Lebih lanjut Maail menambahkan, sampai tanggal 28 Maret 2021 Pukul 17.00 WIT tercatat jumlah kejadian bencana di Indonesia sebanyak 891 kejadian. Peristiwa bencana alam yang mendominasi adalah bencana banjir, kemudian diikuti dengan puting beliung dan tanah longsor.
“Bencana alam menimbulkan dampak sosial dimana terjadinya pengungsian sebanyak 4.142.392 jiwa, 277 jiwa meninggal dunia, 12 hilang serta 12.422 jiwa luka-luka. Selain bencana alam, pada tanggal 13 April 2020, Pemerintah menetapkan penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional Non Alam,” ujarnya.
Menurut Maail dan Tim Dosen Kehutanan yang hadir memberikan sosialisasi dan penyuluhan sukun ini, selain memiliki nilai ekonomis, pohon sukun juga memiliki fungsi ekologis untuk mencegah bencana longsor dan banjir.
“Akar pohon sukun lebarnya bisa mencapai belasan meter bahkan sampai 20 meter. Akar tersebut dapat mencegah pergerakan tanah dan longsor,” kata Maail dalam arahannya.
Akar pohon sukun juga bisa banyak menyerap air. Ketika usianya mencapai 30 sampai 40 tahun, di sekeliling pohon sukun akan muncul banyak sumber air. Hal ini bisa menjadi salah satu langkah mitigasi saat terjadi kekeringan.
Selain itu, tanaman tropis yang banyak tumbuh di Negeri Latuhalat ini dengan jenis yang unggul yakni “Sukun Kapas” bisa menjadi solusi dari masalah krisis pangan di Tanah Air.
“Dengan kandungan karbohidrat kompleks di dalam buahnya, sukun dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok apabila terjadi gagal panen padi,” kata Maail.
Dalam sosialisasi dan pelatihan “All About Sukun” ini, turut hadir Pj.Negeri Latuhalat dan staf, ibu-ibu PKK, Angkatan Muda Cabang dan Ranting, Wadah Laki-Laki dan Perempuan GPM dan para mahasiswa KKN Unpatti.
Materi sosialisasi secara lugas disampaikan oleh para pemateri antara lain Dr. Rohny Maail, A. Sahupala, Y.D. Komul, Ludya Siahaya, Troice Siahaya, Jimmy Titarsole dan Jimmy Fransz.
PJ.Negeri Latuhalat dalam kesempatan yang sama menyampaikan sangat mengapresiasi adanya kegiatan sosialisasi dan penyuluhan tentang sukun tersebut dan berharap kegiatan ini dapat mendorong banyak kalangan di negeri Latuhalat untuk memanfaatkan varietas tanaman sukun supaya menjadi suatu inovasi dan peluang usaha/bisnis baru “Sentra Produksi Bibit Sukun Unggul Latuhalat” demi menunjang ketahanan pangan, pengurangan resiko bencana di Negeri Latuhalat dan sekitarnya sekaligus peningkatan ekonomi/pendapatan masyarakat.
“Mari kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita” demikian himbauan Maail yang juga dikenal sebagai dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unpatti, Ambon, itu dalam kata penutupnya di akhir acara sosialisasi tersebut.
Sumber : http://rakyatmaluku.com
Selamat dan Sukses untuk Andarinyo Go Earth – International NGO